Jembatan warung pala di Jalan Raya Tajur, Kelurahan Muarasari, Bogor Selatan, yang ambruk Senin (27/2)
BOGOR-LENSA BOGOR, Sudah sebulan lamanya Jembatan Warung Pala di Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, ambruk. Hingga saat ini, belum juga ada penanganan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Kondisi ini pun terus dikeluhkan masyarakat.
Salah seorang tukang ojeg, Agut mengeluhkan penghasilannya anjlok akibat ambruknya Jembatan Warung Pala. Pelanggan yang biasa jadi penumpangnya tak lagi menggunakan jasanya.
“Biasanya sehari bisa Rp100 ribu, sekarang hanya bisa Rp25 ribu. Mereka yang bertahan hanya yang setia. Karena warga lain tidak turun di sini tapi di jembatan lain,” ucapnya kepada Radar Bogor, Jumat (31/3/2023).
Jembatan Warung Pala yang berada di atas Sungai Cibalok ini, menjadi akses utama bagi warga 3 RW diantaranya RW 1, RW 2, dan RW 6.
Agut menjelaskan ambruknya Jembatan Warung Pala pada (27/2/2023) lalu itu, memang membuat warga harus memilih jalan alternatif lain. Jarak yang mesti ditempuh pun semakin jauh. Bahkan, disebutnya bisa mencapai 1 kilometer. Bertambahnya jarak juga membuat waktu tempuh semakin lama.
“Kasihan warga yang tidak memakai motor. Mereka harus jalan jauh. Apalagi di sini banyak anak sekolah dan ibu-ibu yang mau atau pulang dari pasar,” terang dia.
Selain mempersulit akses warga, ambruknya Jembatan Warung Pala juga mengancam sebuah rumah dan ritel yang ada di sebelahnya. Aliran sungai yang terus menggerus tanah dan dinding penahan dapat sewaktu-waktu menyebabkan longsor.
“Kami berharap segera diperbaiki. Minimal ada jembatan sementara untuk pejalan kaki. Supaya anak sekolah tidak perlu berjalan jauh lagi,” harapnya.